Dalam interaksi tentunya manusia tidak dapat menghindari
untuk mengungkapkan dirinya pada orang lain. Sungguhpun mereka mencoba untuk
membatasi apa yang diungkapkan, tapi tetaplah akan bercerita sedikit tentang dirinya, bahkan walaupun mereka meyakini bahwa tak akan membohongi orang
tentang siapa sesungguhnya dirinya, dalam kenyataannya tetap berusaha membentuk
atau mengelola kesan.
Dalam proses presentasi diri biasanya individu akan
melakukan pengelolaan kesan (impression management). Pada saat ini, individu
melakukan suatu proses dimana dia akan menseleksi dan mengontrol perilaku
mereka sesuai dengan situasi dimana perilaku itu dihadirkan serta
memproyeksikan pada orang lain suatu image yang diinginkannya. Manusia melakukan
hal tersebut, karena ingin orang lain menyukainya, ingin mempengaruhi mereka,
ingin memperbaiki posisi, memelihara stasus dan sebagainya.
Dengan demikian presentasi diri atau pengelolaan kesan
dibatasi dalam pengertian menghadirkan diri sendiri dalam cara-cara yang sudah
diperhitungkan untuk memperoleh penerimaan atau persetujuan orang lain.
Ada dua komponen dalam pengelolaan kesan (impression
management), yakni :
1. Motivasi pengelolaan kesan
(impression-motivation) : Motivasi pengelolaan kesan menggambarkan bagaimana
motivasi yang dimiliki untuk mengendalikan orang lain dalam melihat diri atau
untuk menciptakan kesan tertentu dalam benak pikiran orang lai
2. Konstruksi pengelolaan kesan
(impression-con¬struction) : adalah menyangkut pemilihan image tertentu yang
ingin diciptakan dan mengubah perilaku dalam cara-cara tertentu unruk mencapai
suatu tujuan.
Argyle (1994) mengemukakan ada tiga motivasi primer
pengelolaan kesan, yaitu keinginan untuk mendapatkan imbalan materi atau
sosial, untuk mempertahankan atau meningkatkan harga diri, dan untuk
mempermudah pengembangan identitas diri (menciptakan dan mengukuhkan identitas
diri.
Motivasi untuk mengelola kesan biasanya sering terjadi dalam
situasi yang melibatkan tujuan-tujuan penting (seperti persahabatan,
persetujuan, imbalan materi) dimana individu yang melakukannya merasa kurang
puas dengan image yang diproyeksikan saat ini (self-discrepancy). Motivasi
mengelola kesan juga lebih kuat ketika seseorang merasa tergantung pada
seseorang yang berkuasa yang mengendalikan sumber-sumber penting bagi dirinya
(Misal, atasannya) atau setelah dia mengalami kegagalan atau hampir mengalami
kejadian yang dapat meruntuhkan harga dirinya.
min, referensinya bisa d share gak?
BalasHapus